Dalam Sakramen Ekaristi, Roti &
anggur yang dikonsekrasikan oleh imam berubah menjadi Tubuh &
Darah Kristus lalu kemudian pada saat komuni kita menyambutnya dengan
Hormat sekali, Pada hari kamis Putih sakramen di Tahtakan kemudian
diarak. hal ini adalah suatu hal yang tidak akan diragukan kebenarannya
oleh Gereja Katolik karena Roti & anggur yang dikonsekrasikan oleh
imam berubah menjadi Tubuh & Darah Kristus paham ini mempunyai
dasar alkitabiah yang sangat kuat sekali misalnya dalam:
1.Injil Matius bab 26:26-29
dimana pada saat merayakan perjamuan terakhir Yesus berkata "AMBILLAH,
MAKANLAH, INILAH TUBUH-KU" & "MINUMLAH, KAMU SEMUA DARI CAWAN INI.
SEBAB INILAH DARAHKU..." dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa Roti
& anggur itu benar-benar Tubuh & Darah Yesus, karena dalam
perikop tersebut Yesus tidak berkata "makanlah, umpamakan ini Tubuh-Ku"
Tetapi Yesus berkata "INILAH TUBUH-KU".
2.Injil Lukas 22:14:23, Lukas menekankan Perkataan Yesus "Perbuatlah ini menjadi Peringatan Akan Aku".
3.Injil Yohanes 6:25-59, Yesus menyatakan "Daging-ku
adalah Benar-Benar Makanan & Darah-ku adalah Benar-Benar Minuman",
Yesus Juga menyatakan bahwa Ekaristi adalah jaminan Kehidupan Kekal
"Barangsiapa makan Daging-Ku & Minum Darah-Ku, ia mempunyai Hidup
yang Kekal & Aku akan Membangkitkan dia pada akhir Zaman", Yesus
juga menyatakan Bahwa dengan ekaristi Kita bersatu dengan Yesus
"Barangsiapa Makan daging-Ku & Minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam
Aku & Aku di dalam dia" Yesus menyatakan hal ini bukan sebagai
bahasa simbol / lambang tetapi yang sebenarnya sehingga orang yahudi
berkata "perkataan ini sangat keras siapakah yang sanggup
mendengarkannya" ini menunjukkan Yesus berkata bukan dengan bahasa
lambang (nb: Orang Yahudi tidak bisa menerima Kanibalisme) 1. Saudara
kita dari Gereja Protestan mengatakan Yesus sebenarnya bicara dengan
bahasa lambang buktinya "Rohlah yang memberi hidup daging
sama sekali tidak berguna perkataan-perkataan yang kukatakan kepadamu
adalah Roh yang Hidup" (Yohanes 6:63) bila diteliti lebih lanjut Yesus
berbicara "daging-Ku" ketika ia berbicara tentang Ekaristi sedangkan
pada Yohanes 6:63 Yesus hanya berkata "daging" dan kata-kata terakhir
Yesus dalam ayat ini "perkataan-perkataan yang kukatakan kepadamu
adalah Roh yang Hidup" Yesus dalam hal ini tidak membicarakan Ekaristi
lagi tetapi membicarakan tentang murid-murid yang mengundurkan diri itu.
4.Surat Paulus yg 1 kepada Jemaat di Korintus 11:17-33,
Rasul Paulus dalam suratnya menekankan Kesakralan Ekaristi
"Barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan Roti atau minum cawan
Tuhan ia berdosa terhadap Tubuh & Darah Tuhan" dan secara langsung
juga menekankan bahwa Roti & Anggur yang telah diberkati
(Dikonsekrasikan) benar-benar berubah menjadi TUBUH & DARAH TUHAN
YESUS sendiri.
Seringkali ini menimbulkan pertanyaan dan dipertentangkan dengan kemahahadiran Tuhan. Dalam hal ini kita harus membedakan antara 'kehadiran spiritual' dan 'kehadiran nyata'. Memang benar Tuhan hadir di mana-mana dalam setiap jiwa yang berada dalam keadaan rahmat, ini adalah 'kehadiran spiritual'. Sedangkan dalam hosti yang telah dikonsekrasi, kehadiran Tuhan bersifat unik, dan khusus, hal ini dikenal sebagai 'Kehadiran Nyata' (Real Presence) dengan demikian kita perlu menunjukkan penghormatan yang khusus, karena Tuhan sendiri telah menunjukkan kehadiran-Nya secara khusus.
Dalam perjalanan sejarah Gereja Katolik, hal ini bukan tidak menimbulkan perdebatan. Misalnya saja pada jaman reformasi, Luther melihat peristiwa ini sebagai co-substansi dimana Tubuh dan Darah Kristus ada bersama dengan roti dan anggur. Bahkan Calvin lebih jauh lagi melihat hosti sekedar simbol/perlambang kehadiran Kristus saja dan bukan kehadiran Kristus yang aktual sehingga seseorang yang menerimanya hanya diartikan menerima Kristus secara spiritual. Pandangan ini di tolak secara tegas oleh Gereja Katolik pada Konsili Trente.
Dalam pandangan Gereja Katolik, roti maupun anggur berubah sepenuhnya menjadi Yesus Kristus secara keseluruhan, baik Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keallahan-Nya. Dengan demikian seseorang yang menerima hosti berarti menerima Yesus Kristus secara keseluruhan. Perubahan ini adalah perubahan yang benar-benar terjadi secara aktual, dengan demikian baik di mata orang Katolik maupun bukan, roti dan anggur tersebut tetap merupakan Tubuh dan Darah Kristus.
Kehadiran Kristus tetap ada sepanjang bentuk roti dan anggur masih tetap ada. Ketika hosti yang telah dikonsekrasi ditelan ataupun larut dalam air maka itu bukan lagi Tubuh dan Darah Kristus. Jadi Tuhan Yesus dalam hosti tetap hadir pada diri penerima komuni selama hosti tersebut belum larut/ditelan sehingga ia harus menghormati kehadiran Kristus secara khusus selama masa itu.
Seringkali ini menimbulkan pertanyaan dan dipertentangkan dengan kemahahadiran Tuhan. Dalam hal ini kita harus membedakan antara 'kehadiran spiritual' dan 'kehadiran nyata'. Memang benar Tuhan hadir di mana-mana dalam setiap jiwa yang berada dalam keadaan rahmat, ini adalah 'kehadiran spiritual'. Sedangkan dalam hosti yang telah dikonsekrasi, kehadiran Tuhan bersifat unik, dan khusus, hal ini dikenal sebagai 'Kehadiran Nyata' (Real Presence) dengan demikian kita perlu menunjukkan penghormatan yang khusus, karena Tuhan sendiri telah menunjukkan kehadiran-Nya secara khusus.
Dalam perjalanan sejarah Gereja Katolik, hal ini bukan tidak menimbulkan perdebatan. Misalnya saja pada jaman reformasi, Luther melihat peristiwa ini sebagai co-substansi dimana Tubuh dan Darah Kristus ada bersama dengan roti dan anggur. Bahkan Calvin lebih jauh lagi melihat hosti sekedar simbol/perlambang kehadiran Kristus saja dan bukan kehadiran Kristus yang aktual sehingga seseorang yang menerimanya hanya diartikan menerima Kristus secara spiritual. Pandangan ini di tolak secara tegas oleh Gereja Katolik pada Konsili Trente.
Dalam pandangan Gereja Katolik, roti maupun anggur berubah sepenuhnya menjadi Yesus Kristus secara keseluruhan, baik Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keallahan-Nya. Dengan demikian seseorang yang menerima hosti berarti menerima Yesus Kristus secara keseluruhan. Perubahan ini adalah perubahan yang benar-benar terjadi secara aktual, dengan demikian baik di mata orang Katolik maupun bukan, roti dan anggur tersebut tetap merupakan Tubuh dan Darah Kristus.
Kehadiran Kristus tetap ada sepanjang bentuk roti dan anggur masih tetap ada. Ketika hosti yang telah dikonsekrasi ditelan ataupun larut dalam air maka itu bukan lagi Tubuh dan Darah Kristus. Jadi Tuhan Yesus dalam hosti tetap hadir pada diri penerima komuni selama hosti tersebut belum larut/ditelan sehingga ia harus menghormati kehadiran Kristus secara khusus selama masa itu.
jadi
saudara-saudari sebelum kita menyambut Sakramen Ekaristi ada baiknya
kita yang memiliki dosa berat mengakukan dosa terlebih dahulu karena
kita menerima Yesus Tuhan Kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar