Semboyan Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan, Jawa Tengah
ini ternyata menginspirasi frater Sukomartoyo (nama kecil Romo Martinus
Hadiwijoyo) ketika melatih pencak silat di Seminari Menengah tersebut.
Bahwa para imam dituntut untuk hidup suci, bijaksana dalam
berpengetahuan, serta ternyata harus juga berpola hidup sehat. Oleh sebab itulah dengan menjalankan semboyan tersebut, latihan pencak silat diselenggarakan di Seminari itu.
Mengenai sejarah dan proses latihan para seminaris yang kelak kita kenal dengan sebutan kakak-kakak Dewan Pendiri ini sudah banyak ditulis kembali dan terpublikasikan dengan baik. Termasuk kisah penciptaan jurus-jurus otentik di Kaliurang dan Parangtritis.
Kali ini dipaparkan tentang bagaimana ide menguak masa depan tersebut pertama disemai.
Pada awal tahun pelajaran 1984/1985, tepatnya di bulan Juli 1984,
sepulang dari pemantapan latihan di Kaliurang dan Parangtritis, para
seminaris yang dilatih langsung oleh Frater Sukomartoyo ini akhirnya
diperbolehkan membuka latihan pencak silat untuk angkatan baru di
Seminari Menengah Mertoyudan. Para seminaris yang ikut latihan cukup
banyak, namun di saat terakhir mulai menyusut.
Mereka mulai berlatih ketika organisasi besar THS-THM ini masih merupakan mimpi yang tidak berwujud. Jurus-jurus dan gerak dasar yang diciptakan masih membutuhkan perbaikan di sana-sini. Latihan pengembangan tenaga dalam, olah nafas, meditasi lanjut, keterampilan senjata/alat, sangat jauh dari kenyataan untuk dilatihkan. Para seminaris ini sungguhpun menjadi generasi kedua setelah para seminaris yang disebut Pendiri, namun mereka memiliki ketekunan yang luar biasa. Terbukti dari beberapa profesi yang mereka miliki saat ini.
Nama-nama mereka antara lain adalah :
1. Antonius Subiyanto Bunyamin (saat ini menjadi Provinsial tarekat Imam OSC Provinsi Sang Kristus Indonesia yang berkedudukan di Bandung)
2. Hendra Kimawan (saat ini menjadi salah satu Dewan Pimpinan Provinsial tarekat Imam OSC yang berkedudukan di Bandung)
3. Eka Wahyu DS (saat ini menjadi Imam tarekat OSC dan pemberi retret di Wisma Pratista, Bandung)
4. Ferryanto Tjakradewa, atau lebih dikenal dengan gelar kehormatan Ferryanto Kho Ping Ho, saat ini menjadi salah satu pengusaha sukses sekaligus sebagai prodiakon salah satu Paroki di Jakarta
5. Veniantoro atau di Grup ini dapat kita panggil dengan mas Rovi Veni, saat ini berkarya di Jakarta.
6. Suhanto, saat ini menjadi salah satu Imam Diosesan Keuskupan Agung Semarang.
7. Simon, saat ini belum diketahui keberadaannya.
8. Sulistiadi, saat ini belum diketahui keberadaannya.
9. Andi Winarto, diketahui bahwa ia menyebarkan benih latihan THS-THM di Keuskupan Malang saat ia menjalani pendidikan lanjut teologia di Malang, saat ini belum diketahui lagi keberadaannya.
10. Agustinus Setyo Wibowo, saat ini menjadi Imam Jesuit (SJ), dan menjabat sebagai salah satu Pembantu Direktur STF Driyarkara di Jakarta.
Mungkin masih ada beberapa nama lain, yang dengan kerendahan hati saya mohon bantuan siapa saja untuk dapat melengkapi dan menyempurnakan tulisan ini.
Dalam gambar tampak mereka sedang memulai latihan angkatan ke-2 di Seminari Mertoyudan, di bulan Juli 1986. Saat itu beberapa di antara mereka tidak lagi melanjutkan kelas akhir mereka di Seminari Menengah Mertoyudan, maka tentu saja tidak tampak lagi di gambar.
Mereka berdiri berbaris paling belakang (dari kiri ke kanan)
Rm. Hendra OSC, Rm. Eka OSC, Mas Andi, Rm. Hanto, Mas Rovi, Rm. Anton OSC, Rm. Setyo SJ, dan Mas Simon. Lalu paling kanan berdiri kak Vency-llio Ncus, angkatan I dari Tg. Priok yang kebetulan menjalani pendidikan di Seminari Menengah Mertoyudan, pada tahun pelajaran 1986/1987 saat foto ini diambil.
Demikian sekilas sejarah embrio THS-THM dari Seminari Menengah Mertoyudan. Semoga bermanfaat, khususnya bagi THS-THM di wilayah Keuskupan Agung Semarang, maupun Yogyakarta.
Deo Gratias.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar