Sabtu, 23 November 2013

RETRET BESAR - RETRET AGUNG - JAMBORE NASIONAL

Bayu Samodro
Berikut adalah riwayat Jambore Nasional dari masa ke masa, yang disadur dari tulisan kak Bayu Samodro di grup facebook KELUARGA BESAR THS-THM. Semoga dapat menjadi referensi untuk pelaksanaan tahun-tahun berikutnya.
RETRET BESAR I
Diselenggarakan bulan Juli 1986, di kawasan Cipayung, Jawa Barat. Diikuti oleh semua ranting yang sudah ada waktu itu. Namun yang sudah ada selain Ranting Istimewa di Seminari Mertoyudan, barulah ranting-ranting di Jakarta dan sebagian Yogyakarta. Bentuk kegiatannya lebih mengarah ke pemantapan kader organisasi. Dalam event ini diperkenalkanlah para kader angkatan I THM, seperti mbak Widya Wannee, mbak Ursula Udjulawa, mbak Dwiasih Sari, mbak Conny Pattinaja, mbak Flavia Udjulawa Sanusi, kak Tialum Rosalina Sinambela, dan lain-lain. Kegiatan ini diketuai oleh (alm) kak Villio Ticoalu Tinggogoy.

RETRET AGUNG II
Diselenggarakan bulan Juli 1988, di kompleks peziarahan Pajarmataram, Lampung Tengah. Dalam cakupan yang lebih luas dibandingkan Retret Besar sebelumnya, Retret ini memperoleh restu langsung dari Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, SJ. Dengan dukungan masyarakat Pajarmataram, Retret ini berhasil dengan baik menggalang kebersamaan dan persaudaraan di kalangan internal anggota. Hal yang perlu dicatat dari kegiatan ini adalah dimulainya penataan organisasi THS-THM dengan dirintisnya pembuatan AD/ART di sela-sela Retret, lalu di akhir Retret dilantiklah semacam pengurus daerah untuk membangun organisasi membantu tugas Dewan Pendiri. Tetapi pengurus Daerah itu hanya untuk Jakarta dan Yogyakarta. Untuk di Jakarta ada mbak Adriana Ina, mas Aktor, mas Christ, mas Tedi, dll. Lalu untuk di Yogyakarta ada mas Alexius Purwoto, mas Singgih HP, mas Adi Prabowo, mas Oni Udi Susanto, dan lain-lain.

RETRET AGUNG III
Diselenggarakan bulan Juli 1990, di kompleks sekolah Pangudi Luhur Van Lith, Muntilan, Jawa Tengah. Dalam Retret inilah pertama kali ketokohan Rm J. Sandharma Akbar sebagai salah satu anggota Dewan Pendiri mulai mengemuka. Dalam satu rangkaian dengan Retret ini, diawali dengan RKP (Retret Kaderisasi Pengurus), beberapa utusan dari daerah2 mengikuti pembekalan ini beberapa waktu sebelumnya. Pembicara handal dan terkait juga dengan teknis pengelolaan organisasi diulas di sana. Akhir dari Retret, dinaikkanlah status 2 daerah latihan THS-THM yaitu DPC Jakarta dan DPC Yogyakarta. DPC Jakarta ada mas AB. B. Setiadji, mbak Clara Vita, mbak Sri Rejeki, mas Budi Hastomo, dll. DPC Yogyakarta ada mas Ery Haryono, mas Sigit - Reco Gupolo, mbak Yelen Zeng Yan Ling, dll. Di Retret Agung III itu pulalah disahkan penggunaan badge pada seragam THM, hingga seperti yang kita kenal saat ini.

RETRET AGUNG IV
Sedianya Retret Agung IV ini diselenggarakan di Jakarta, dan panitianya diketuai oleh ko Tjahjadi Tanudjaja, bulan Juli 1992. Namun karena pertimbangan teknis, khususnya rencana Dewan Pendiri untuk membentuk Dewan Pimpinan Pusat, serta iklim politik ibukota menjelang Pemilu sangat tidak kondusif, maka kegiatan tersebut dialihkan ke kompleks Susteran Santa Maria, Muntilan, Jawa Tengah, pada bulan September 1992. Dengan mengacu pada pola seperti Retret sebelumnya, Retret kali ini didahului dengan kegiatan yg disebut Gladi Rohani, diikuti oleh calon-calon pengurus yang akan menduduki jabatan-jabatan penting dalam organisasi.
Selesai mengikuti Gladi Rohani, maka dilanjutkan dengan kegiatan Sidang Nasional I, di mana saat itulah para delegasi dari daerah-daerah berdiskusi berat mengenai penerbitan AD/ART yg draftnya sdh pernah di bahas 4 tahun sebelumnya, saat Retret Agung II 1988. Di akhir kegiatan berhasil dibentuk pengurus DPP THS-THM yang diketuai oleh mas Johannes Permadi, dan didampingi oleh mbak Suzi Lie, mas Leo Gautama Papaputeraputeri, mas Crisostomus Harmawan, mas Ferryanto Kho Ping Ho, mas Fnu Matheus, mas R Bambang Indriyanto dan lain-lain.

RETRET AGUNG NASIONAL V
Dalam masa kepemimpinan DPP THS-THM, pola organisasi semakin terstruktur, dan tradisi penyelenggaraan Retret Agung tetap dilaksanakan. Berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional THS-THM di Surabaya awal 1994, di bawah pendampingan mas Bernadinus Purnama Tp, berhasil diputuskan bahwa Retret Agung Nasional V dilaksanakan di Bandung pada bulan Juli 1994. Sebelum pelaksanaan Retret, beberapa daerah sudah meningkatkan statusnya dari DPC menjadi DPD. Misalnya DPD Jakarta yang diketuai oleh bang Manotar Gurning bersama mbak Rosma Anita dan kawan-kawan, lalu DPD Yogyakarta yang diketuai oleh mbak Valentina Aris Praptiwi. Kepanitiaan kolaborasi antara Koordinatorat Bandung dan DPP THS-THM yang diketuai oleh mas Cornelis Ogi, akhirnya berhasil menjalankan Retret tersebut dengan baik, dan inilah Retret terbesar yang mampu mengumpulkan perwakilan-perwakilan daerah dalam jumlah yang banyak. Di akhir Retret, dengan alunan musik Gending Sriwijaya, tongkat estafet penyelenggaraan Retret beralih dari Bumi Parahyangan ke Palembang.

RETRET AGUNG NASIONAL VI
Iklim organisasi THS-THM sepanjang 1994 sampai dengan 1996, sangat tidak kondusif sebagai dampak perselisihan paham di dalam keanggotaan Dewan Pendiri. Banyak daerah mengambil sikap menutup diri terhadap berbagai informasi dari luar termasuk informasi dari DPP THS-THM. Dari beberapa daerah yang masih membuka komunikasi itulah persiapan Retret Agung Nasional di Palembang itu dipersiapkan. Koordinatorat Palembang di bawah pimpinan mas Teguh Jatmiko (Koko Miko) mempersiapkan retret nyaris tanpa dukungan dari DPP THS-THM yang sedang bergulat dengan konflik internal di tingkat pusat. Retret sedianya akan dilaksanakan di kompleks Seminari Menengah St. Paulus, Palembang, Sumatera Selatan. Kesimpangsiuran informasi tentang eksistensi THS-THM akhirnya juga masuk di kalangan hirarki. Bapa Uskup Palembang melalui Rektor Seminari meminta panitia menghentikan kegiatan. Namun karena beberapa delegasi sudah terlanjur berangkat menuju Palembang, maka tim DPP THS-THM bergegas mendahului menuju Palembang untuk memohon izin Romo Rektor agar masih tetap diperkenankan menampung kegiatan di sana. Akhirnya melalui izin Romo Rektor kegiatan tetap dapat terlaksana dalam rupa Sarasehan saja. Di akhir kegiatan peserta menetapkan tahun 1998, Retret Agung Nasional diselenggarakan lagi di daerah Jawa Timur.

1998 ???
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia di mana pun berada, ternyata THS-THM pun tak luput dari pengaruh perang saudara atau perang reformasi yang terjadi di tahun 1998, yang dipicu tragedi Mei 1998, disusul tragedi Semanggi, Nov 1998, membuat segala perencanaan mulia ttg THS-THM juga ikut hancur berantakan. THS-THM malah menyumbangkan salah satu anggotanya yang gugur di medan laga yaitu mas Bernardinus Norma Irmawan (Wawan), yang tertembak peluru panas di kampus Unika Atma Jaya, Semanggi, Jakarta. Tokoh-tokoh THS-THM yang lain seperti mas Yohanes Irwan, mas Tino Luas, mbak Thresye Evita Rk, dan lain-lain berada di garis depan perjuangan reformasi 1998 itu. Dan inilah makna dari Retret Agung Nasional VII 1998 : "Militansi yang Berwujudnyata".

JAMBORE THS-THM ANTAR KEUSKUPAN.
Mimpi-mimpi indah tentang Retret Agung sudah berlalu, dan tiba saatnya mulai membangun dan menata kehidupan organisasi kembali. Maka pada masa kepemimpinan Koordinatorat Nasional Mas Bambang Wahyudi, diselenggarakanlah Jambore THS-THM yang dihadiri oleh berbagai perwakilan dari Keuskupan-keuskupan yang berada di Indonesia. Saat itu mulailah digalang kembali upaya standarisasi pengelolaan organisasi perlahan namun pasti, hingga berwujud profesional seperti sekarang ini. Jambore yang diketuai oleh mas Agus Ajar / Agus Jarwo, bersama mbak Ika Adhitya, mbak Vincencia Windhi,dan lain-lain berhasil diselenggarakan di kompleks bungalow Sampay, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada bulan September 2004. 8 tahun dari pelaksanaan Retret Agung Nasional yg terakhir di Palembang 1996.

Demikian sekelumit tentang riwayat Retret Agung-Jambore THS-THM, semoga bermanfaat dan memotivasi adik-adik yang tentunya tetap bersemangat membangun kebersamaan dan kekeluargaan di THS-THM.

Deo Gratias !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar