Minggu ini umat Katolik memasuki Minggu Adven I. Secara umum, masa Adven dikenal sebagai masa persiapkan/ mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus Kristus. Mau mengenal lebih dalam tentang Adven? Berikut adalah tulisan yang dikutip dari situs katolisitas.org. Semoga bermanfaat.
Tradisi Masa Adven
Begitu pentingnya peristiwa kelahiran Yesus Sang Putera, sehingga
Gereja mempersiapkan umatnya untuk memperingatinya; dan masa persiapan
ini dikenal dengan masa Adven. Kata “adven” sendiri berasal dari kata “adventus”
dari bahasa Latin, yang artinya “kedatangan”. Masa Adven yang kita
kenal saat ini sebenarnya telah melalui perkembangan yang cukup panjang.
Pada tahun 590, sinode di Macon, Gaul, menetapkan masa pertobatan dan
persiapan kedatangan Kristus. Kita juga menemukan bukti dari homili
Minggu ke-2 masa Adven dari St. Gregorius Agung (Masa kepausan 590-604).
Dari Gelasian Sacramentary, kita dapat melihat adanya 5 minggu
masa Adven, yang kemudian diubah menjadi 4 minggu oleh Paus Gregorius
VII (1073-1085). Sampai sekarang, masa Adven ini dimulai dari hari
Minggu terdekat dengan tanggal 30 November (hari raya St. Andreas)
selama 4 minggu ke depan sampai kepada hari Natal pada tanggal 25
Desember.
Masa Adven ini berkaitan dengan permenungan akan kedatangan Kristus.
Kristus memang telah datang ke dunia, Ia akan datang kembali di akhir
zaman; namun Ia tidak pernah meninggalkan Gereja-Nya dan selalu hadir di
tengah- tengah umat-Nya. Maka dikatakan bahwa peringatan Adven
merupakan perayaan akan tiga hal: peringatan akan kedatangan Kristus
yang pertama di dunia, kehadiran-Nya di tengah Gereja, dan penantian
akan kedatangan-Nya kembali di akhir zaman. Maka kata “Adven” harus
dimaknai dengan arti yang penuh, yaitu: dulu, sekarang dan di waktu yang
akan datang.
Ini adalah dasar dari pengertian tiga macam kedatangan Kristus yang
dipahami Gereja Katolik. Pemahaman ini menjiwai persiapan rohani umat;
dan hal ini tercermin dalam perayaan liturgi dalam Gereja Katolik. Sebab
di antara kedatangan-Nya yang pertama di Betlehem dan kedatangan-Nya
yang kedua di akhir zaman, Kristus tetap datang dan hadir di tengah
umat-Nya. Hanya saja, masa Adven menjadi istimewa karena secara khusus
Gereja mempersiapkan diri untuk memperingati peristiwa besar penjelmaan
Tuhan, menjelang peringatan hari kelahiran-Nya di dunia.
Katekismus Gereja Katolik (KGK, 524) menuliskan:
KGK, 524 Dalam perayaan
liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan
demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama
menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya
kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua (Bdk. Why 22:17.). Dengan
merayakan kelahiran dan mati syahid sang perintis, Gereja menyatukan
diri dengan kerinduannya: “Ia harus makin besar dan aku harus makin
kecil” (Yoh 3:30).
Pada masa Adven, umat Katolik sering melakukan ulah kesalehan yang
baik, yang berakar selama berabad-abad. Ulah kesalehan ini bertujuan
untuk membantu mempersiapkan umat dalam menyambut kedatangan Sang
Mesias.[6]
Semua ulah kesalehan ini mengingatkan umat akan Sang Mesias yang
sebelumnya telah dinubuatkan melalui perantaraan para nabi dalam
Perjanjian Lama. Ulah kesalehan ini juga mengingatkan umat Allah akan
Kristus yang lahir dari Perawan Maria dengan begitu banyak kesulitan,
yang akhirnya terlahir, namun terlahir di kandang, di tempat yang kurang
layak. Mari sekarang kita membahas persiapan rohani yang terkait dengan
masa Adven.
1. Persiapan spiritual
Karena masa Adven adalah masa penantian yang harus diisi dengan
pertobatan, sehingga kita mempersiapkan diri kita untuk menyambut
kedatangan Kristus, maka sudah seharusnya umat Allah mempersiapkan diri
secara spiritual. Persiapan yang terbaik adalah dengan lebih sering
menerima Sakramen Ekaristi dan juga menerima Sakramen Tobat. Sakramen
Ekaristi menyadarkan kita akan kasih Allah yang memberikan Putera-Nya
untuk bersatu dengan kita, yang dimulai dengan peristiwa Inkarnasi.
Sakramen Tobat menyadarkan kita bahwa kita sebenarnya tidak layak
menyambut Kristus karena dosa-dosa kita, namun Kristus datang ke dunia
untuk menyelamatkan kita dari belenggu dosa. Masa Adven adalah waktu
yang tepat untuk terus bertekun dalam doa-doa pribadi dan membaca Kitab
Suci. Sungguh baik kalau kita dapat mengikuti bacaan Kitab Suci
mengikuti kalender Gereja, karena bacaan-bacaan telah disusun sedemikian
rupa untuk mempersiapkan kita menyambut Sang Mesias.
Dalam masa Adven ini, ada sebagian umat yang juga menjalankan Novena
Maria dikandung Tanpa Noda, Novena Natal dan Novena Kanak- kanak Yesus.
Karena Gereja memperingati Maria dikandung Tanpa Noda (Immaculate Conception)
pada tanggal 9 Desember, maka penghormatan kepada Bunda Maria, yang
melahirkan Kristus juga dipandang sebagai devosi yang baik. Jika devosi
ini dilaksanakan, maka sebaiknya menonjolkan teks-teks profetis, mulai
dari Kej 3:15 dan berakhir pada kabar gembira dari malaikat Gabriel
kepada Maria, yang penuh rahmat.[7]
2. Lingkaran Adven
Lingkaran Adven (Adven wreath) adalah satu lingkaran yang
biasanya terbuat dari daun-daun segar, dengan empat lilin. Pada awal
mulanya, sebelum kekristenan berkembang di Jerman, orang- orang telah
menggunakan lingkaran daun, yang atasnya dipasang lilin untuk memberikan
pengharapan bahwa musim dingin yang gelap akan lewat. Di abad
pertengahan, umat Kristen mengadaptasi kebiasaan ini dan memberikan
makna yang baru pada lingkaran daun ini menjadi lingkaran Adven, untuk
menantikan kedatangan Mesias, Sang Terang. Dikatakan bahwa penyalaan
lilin yang bertambah minggu demi minggu sampai hari Natal merupakan
permenungan akan tahapan karya keselamatan Allah sebelum kedatangan
Kristus, yang adalah Sang Terang Dunia, yang akan menghapuskan
kegelapan. (Ibid, 98))
Di dalam dokumen Direktorium tentang Kesalehan Umat dan Liturgi,
tidak disebutkan warna lilin yang digunakan, sehingga umat dapat
menggunakan lilin warna putih ataupun ungu. Karena masa Adven juga
menjadi masa pertobatan, maka lilin dapat menggunakan warna ungu, yang
menjadi simbol pertobatan. Kemudian di Minggu ke-3, atau disebut minggu Gaudete
atau minggu sukacita, dipasang lilin berwarna merah muda, yang
menyatakan sukacita karena masa penantiaan akan telah berjalan setengah
dan akan berakhir. Ada juga kebiasaan, yang meletakkan lilin putih di
tengah, yang dinyalakan saat masa Adven selesai, yang menyatakan bahwa
Kristus telah datang.
3. Antifon Tujuh ‘O’
Gereja Katolik mengharuskan para imam untuk berdoa liturgi harian (Liturgy of the hour atau Brevier).
Walaupun doa ini diperuntukkan untuk para imam, namun kaum awam juga
dianjurkan untuk mendoakannya. Dengan demikian, alangkah baik, kalau
pada tanggal 17-23, juga diadakan ibadah sore bersama-sama di Gereja.
Doa ini begitu indah dan dalam, sehingga seseorang dapat berdoa bersama
dengan Gereja, doa berdasarkan Sabda Tuhan, dan doa bersama dengan para
santa-santo yang dirayakan dalam liturgi Gereja. Dalam masa Adven, tujuh
hari sebelum Natal, yaitu tanggal 17-23 Desember, didoakan antifon
sebagai berikut: O Sapientia (O Kebijaksanaan), O Adonai (O Tuhan), O Radix Jesse (O Pangkal Isai), O Clavis David (O Kunci Daud), O Oriens (O Bintang Fajar), O Rex Gentium (O Raja Segala Bangsa), O Emmanuel
(O Imanuel / O Tuhan beserta kita). Kalau kita mengambil inisial dari
doa tersebut mulai dari sebutan yang terakhir, maka akan membentuk
kalimat “ERO CRAS”, yang artinya Besok, Aku akan datang. Jadi,
masa penantian dalam masa Adven senantiasa dibarengi dengan pengharapan
akan kedatangan Sang Imanuel.
Antifon ini menggambarkan kerinduan akan kedatangan Sang Mesias. Dia
yang merupakan Sabda Allah (O, Kebijaksanaan), yang akan mengajarkan
manusia jalan Allah dengan cara Sang Sabda yang adalah Allah menjadi
manusia (lih. Yoh 1:1). Bagaimana pemenuhan dari janji ini? Hal ini
dipenuhi secara bertahap, dengan menggambarkan beberapa karakter. Kalau
sebelum-Nya Allah menyatakan hukum-hukumnya dalam dua loh batu, maka
nanti Dia akan menyatakannya lewat sebuah Pribadi (O Adonai). Pribadi
ini akan datang dari keturunan Daud (O Radix Jesse), yang menggambarkan
Inkarnasi, di mana semua raja akan bertekuk lutut. Dia mempunyai
kekuasaan tak terbatas, yang digambarkan sebagai kunci Daud (O Clavis
David), di mana Dia akan mengangkat manusia dari keterpurukan. Dia akan
memberikan terang (O Oriens) kepada bangsa-bangsa. Terang ini menyinari
semua orang, baik bangsa Yahudi maupun non-Yahudi, dan Dia akan menjadi
raja segala bangsa (O Rex Gentium). Dia akan datang kepada umat manusia
dan akan menyertai (O Emmanuel) umat manusia. Itulah harapan dari umat
manusia akan kedatangan Sang Penyelamat. Dan dari rangkaian tujuh O
Antifon, maka seolah-olah Yesus menjawab kerinduan ini, dengan
mengatakan ERO CRAS atau ‘Besok, Aku akan datang’. Mari kita melihat satu persatu dari antifon ini:
17 Desember (O Sapientia)
O Kebijaksanaan, yang mengalir dari Sabda yang Maha Tinggi,
menggapai dari ujung ke ujung dengan penuh kuasa, dan dengan gembira
memberikan segala sesuatu; datang dan ajarlah kami jalan kebijaksanaan.
“Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat
dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut
akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan
menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan
menurut kata orang.” (Yes 11:2-3)
“Dan inipun datangnya dari TUHAN semesta alam; Ia ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan.” (Yes 28:29)
18 Desember (O Adonai)
O Tuhan dan Penguasa dari bangsa Israel, yang telah
menampakkan diri kepada Musa dari dalam semak terbakar, dan telah
memberikan kepadanya hukum di Sinai: datang dan bebaskanlah kami dengan
rengkuhan lengan-Mu.
“Tetapi ia akan menghakimi orang-orang
lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap
orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar
bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas
mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari
kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada
pinggang.” (Yes 11:4-5)
“Sebab TUHAN ialah Hakim kita, TUHAN ialah yang memberi hukum bagi kita; TUHAN ialah Raja kita, Dia akan menyelamatkan kita.” (Yes 33:22)
19 Desember (O Radix Jesse)
O Pangkal Isai, yang berdiri sebagai tanda bagi orang-orang,
yang di hadapan-Nya, seluruh raja tidak dapat membuka mulut mereka; yang
kepada-Nya seluruh bangsa harus berdoa: datang dan bebaskanlah kami,
janganlah menunda lagi.
“Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.” (Yes 11:1)
“Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan
berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh
suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.” (Yes 11:10)
20 Desember (O Clavis David)
O Kunci Daud, dan tongkat dari bangsa Israel; Yang mana
apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup,
tidak ada yang dapat membuka: datang dan pimpinlah tawanan dari rumah
penjara, dan dia yang duduk dalam kegelapan dan bayang-bayang maut.
“Aku akan menaruh kunci rumah Daud
ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup;
apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.” (Yes 22:22)
“Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan
di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan
keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan
TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.” (Yes 9:7)
“untuk membuka mata yang buta, untuk
mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan
orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.” (Yes 42:7)
21 Desember (O Oriens)
O Fajar Timur, Cahaya kemegahan abadi, dan matahari keadilan:
Datang dan terangilah mereka yang duduk dalam kegelapan, dan
bayang-bayang maut.
“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.” (Yes 9:1)
“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang,
dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan
menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN
terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.” (Yes 60:1-2)
“Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.” (Mal 4:2)
22 Desember (O Rex Gentium)
O Raja Segala Bangsa, dan yang dirindukan, Batu penjuru yang
membuat bangsa Yahudi dan non-Yahudi menjadi satu: datang dan
selamatkanlah manusia, yang telah Engkau ciptakan dari debu tanah.
“Sebab seorang anak telah lahir untuk
kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan
ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib,
Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yes 9:6)
“Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa
dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan
menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi
pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap
bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.” (Yes 2:4)
“sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH:
“Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu
yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh:
Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!” (Yes 28:16)
23 Desember (O Emmanuel)
O Imanuel, Raja dan Pemberi hukum
kami, harapan dari semua bangsa dan keselamatan mereka: datang dan
selamatkanlah kami, O Tuhan Allah kami.
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan
memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan
menamakan Dia Imanuel.” (Yes 7:14)
Mempersiapkan Natal dengan sungguh dan menangkap arti Natal
Dari pemaparan di atas, maka sesungguhnya menjadi jelas, bahwa masa
Adven adalah masa persiapan untuk menyambut kedatangan Kristus, yang
harus diisi dengan pertobatan, yaitu membersihkan rumah hati kita, agar
Kristus dapat lahir kembali di hati kita. Kalau kita mempersiapkan diri
dengan baik, maka kita akan mengalami Kristus yang hadir di dalam hati
kita, sehingga kita juga akan mempunyai tujuan yang sama dengan
Inkarnasi Kristus, yaitu untuk mengasihi dengan memberikan diri kepada
sesama kita. Dengan kata lain, Natal mengingatkan kita untuk dapat
berbagi kasih dengan sesama. Mari, pada masa Adven ini, kita
mempersiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya. Datanglah ya Tuhan,
lahirlah secara baru di dalam hatiku…..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar